.

life to be the best, greatest, and became a number one.

Kamis, 17 Maret 2011

TIPS MENULIS FEATURES


MENULIS features seperti halnya menulis karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ia tetap ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, ia sangat berbeda dengan berita lempang (hard news) di surat kabar. Features cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas si penulis terhadap peristiwa, situasi, dsb.
Dalam bukunya Features Writing for Newspaper (1975), DR Williamson berujar, features ialah tulisan kreatif yang terutama dirancang guna memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian situasi, atau aspek kehidupan seseorang. Dengan demikian, features bisa dianggap tulisan yang lebih ringan dibandingkan dengan berita atau artikel opini. Kekhasan features terletak pada empat point:
• Kreativitas (dalam hal menciptakannya),
• Informatif (dalam hal isinya),
• Menghibur (dalam hal gaya penulisannya), dan
• Boleh subjektif (dalam hal cara penuturannya).

Jenis-jenis Features

Features yang ditulis di surat kabar sangat beragam. Paling sedikit, ada tiga macam features, yakni (1) features berita (news features), (2) feature ilmu pengetahuan (science feature), dan (3) features minat manusia (human interest features).
Pertama, features berita biasanya muncul bersamaan dengan terjadinya suatu peristiwa. Dalam hal ini, news features lebih membicarakan kejadian dari peristiwa tersebut dengan disertai proses timbulnya kejadian itu.
Kedua, features ilmu pengetahuan biasanya dikemukakan dengan cukup berbobot. Ciri tulisan ini ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan. Features jenis juga bisa kita baca di beberapa koran dan majalah, seperti Kompas, Tiara, Trubus, Intisari, Info Komputer, dsb.

Ketiga
, features minat manusia yakni jenis features yang lebih banyak menuturkan situasi yang menimpa orang, dengan cara penyajian tulisan yang menyentuh hati dan menyentil perasaan.
Mengingat features itu pada dasarnya lebih mengandalkan pada tuturan kejadian, situasi, peristiwa, atau proses juga terjadinya suatu peristiwa, maka dalam menyajikan tulisan, features harus jelas dan juga logis (masuk akal). Selain itu, features janganlah bersifat menggurui dan sejenisnya. Diharapkan, penulisan features akan lebih menarik jika ia dibiarkan bercerita sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Yuk, Kita Belajar Menulis Features!

Menulis features pada intinya seperti menulis berita di surat kabar (baca hard news, ‘berita lempang’). Artinya, ia harus mengandung enam unsur berita, yakni (1) What, (2) Who, (3) When, (4) Where, (5) Why, dan (6) How. Rumusan ini biasa disingkat menjadi “5W 1H”.
Sebelum kita menginjak ke tahap PENULISAN, ada baiknya kita tahu tahap-tahap sebelumnya. Seorang wartawan/penulis yang baik, setidaknya mesti melakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menemukan peristiwa dan jalan cerita,
2. Cek, ricek, dan triple cek jalan cerita,
3. Memastikan sudut berita (point of view),
4. Menentukan lead atau intro/bagian pembuka, dan
5. Menulis berita

Jenis-jenis Lead

Hubungan antara lead dan sudut berita begitu memaksa reporter untuk memikirkan lead sejak masih di lapangan. Bahkan, penentuan lead di lapangan sangat membantu mengarahkan pengumpulan bahan. Di bagian ini akan kita coba uraikan 16 buah lead disertai contoh yang membantu.

1. Lead PASAK (Peg)

Apakah yang menjadi gara-gara atau pelatuk peristiwanya? Misalnya, ada berita seorang Ibu yang putus asa karena ditinggal suami kawin lagi. Nah, pelatuk peristiwa inilah yang akan menjadi lead.
Putus asa karena ditinggal suami yang kawin lagi, seorang Ibu tega menggantung tiga anaknya kemarin siang di Cipanas. Ketiga korban berumur 4, 6, dan 8 tahun itu masih berpakaian seragam sekolah lengkap.
2. Lead KONTRAS
Ada berita terpilihnya TD Pardede sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia di sebuah hotel mewah di Jakarta. Padahal, TD Pardede sedang berada di Medan. Selama ini TD Pardede dikenal orang sederhana, tidak kaya, namun ia terpilih sebagai ketua lembaga yang prestise.
Di Medan, di kantor yang modern ber-AC, di balik meja tua yang sudutnya bekas terbakar, TD Pardede menerima pemilihannya sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia. Berita itu disampaikan dengan telepon tadi malam dari Jakarta, tempat pemilihan itu berlangsung.
3. Lead PERTANYAAN
Ada berita tentang pemberantasan minuman keras di beberapa kota.
Berapa ratus Baileys-kah untuk memulihkan sebuah kebahagiaan? Bismoko (45) bukan nama sebenarnya, salah seorang peminum berat yang kepergok kemarin di salah satu bar Jakarta, menjawab dua botol sekali minum, dua kali sehari, 25 hari sebulan. Ia seorang pengusaha (rekanan pemerintah) yang sukses, tetapi seorang suami yang malang, menurut pengakuannya.
4. Lead DESKRIPTIF
Ada berita tentang gempa bumi yang terjadi di Jakarta. Peristiwa itu terjadi akibat adanya pergeseran lapis bumi di Pantai Pelabuhan Ratu.
Gedung […] masih mencakar langit sampai jam 14.35 kemarin, ketika tiba-tiba puncaknya gemetar, hanya satu menit, lalu retak kecil membelah dari atas sampai ke bawah. Tidak seorang pun penghuninya sempat berteriak, tahu-tahu gedung itu sudah berubah jadi puing berlepotan darah, korban gempa berkekuatan gempa pada skala Richter
5. Lead STAKATO
Ada berita tentang perebutan Piala Tommy dalam lomba balap mobil. Ada lima finalis yang dijagokan dalam ajang bergengsi itu.
Wus, wus, wus! Lima mobil balap serentak meraung. Kuning-merah-hijau-putih-hitam. Hayo, hayo, hayo! Penonton serentak berteriak dan berjingkrak. Laki-perempuan-tua-muda. Urutan warna tidak berubah. Finish! Mobil kuning sudah pasti menang setelah tikungan maut itu, kemarin sore di sirkuit Sentul.
6. Lead LEDAKAN
Seorang lelaki keriput bagai buah markisa tua tertatih-tatih di tengah peserta seminar parapsikologi kemarin di Jakarta. Tiba-tiba sidang gempar. Lelaki itu menghamburkan serbuk merica ke seluruh ruangan, menyebabkan orang ramai bersin. Dengan itulah seminar resmi dibuka.
7. Lead FIGURATIF
Bagai siang memeluk malam, begitulah perkawinan Firman (27) dan Fiona (54) kemarin sore di Cibubur. Beda usia yang besar tampak tidak mampu membedakan, malah menyamakan keduanya.
8. Lead EPIGRAM (Ungkapan khas)
Sudah diberi hati minta jantung pula. Seorang suami diancam cerai oleh istrinya di PN Jakarta Pusat kemarin pagi. Suami itu dituduh memperkosa anak tirinya, anak si istri dari perkawinan terdahulu, sementara istri membanting tulang dengan berjualan di pasar. Si suami menolak tuduhan. Katanya malah dirinya yang dipaksa oleh anak tirinya.
9. Lead LITERER
Kisah Si Kabayan terulang di Ciputat kemarin sore. Seorang lelaki muda dituduh oleh penduduk mencuri sapi. Lelaki itu membantah. Alasannya, dia hanya memungut tali jerami yang melintang di jalan. Bukan salahnya, kata lelaki itu, jika di ujung tali tersebut terikat seekor sapi.
10. Lead PARODI
Gara-gara terlalu bersemangat mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatan olahraga, rumah pun disatroni maling. Itulah yang menimpa keluarga X ketika seisi rumahnya, termasuk pembantu, meninggalkan rumah untuk lari di Monas Minggu pagi.
11. Lead KUTIPAN
“Akan saya gebuk,” kata Presiden Soeharto kemarin di Boyolali, mereka yang mencoba mengganti presiden dengan cara-cara yang tidak konstitusional.
12. Lead DIALOG/PERCAKAPAN
“Betulkah Saudara mencuri sapi?”
“Tidak Pak Hakim. Saya hanya menarik tali. Eh, tahu-tahu ada anak sapi di ujungnya.” Begitulah dialog hakim dan tersangka kemarin siang di PN Jakarta Selatan.
13. Lead KUMULATIF
Lead kumulatif menyajikan peristiwa secara berurut, membawa pembaca sampai pada antiklimaks peristiwa.
Polisi menerima laporan seorang gadis di Menteng, Jakarta Pusat kemarin sore. Konon di rumahnya ada cairan nitrogliserin, bahan pokok pembuat bom. Sepasukan polisi segera datang menggeledah kulkas, tempat cairan itu. Si gadis mengatakan, ia panik saat menerima botol itu dari temannya dan disuruh untuk melemparkannya pada siapa pun yang berani mengganggu. Ketika polisi menemukan dan memeriksanya, benda itu ternyata cuma lem.

14. Lead SUSPENSI
(sama persis dengan lead no 14)

15. Lead URUTAN (idem ditto)

16. Lead SAPAAN
Anakku, bagaimana kabarmu di sekolah? Apakah kamu senang belajar bersama teman-temanmu? Ah, tentu kamu senang belajar membaca, menulis, bermain di taman, dan sebagainya. Kisah berikut ini ternyata cuma mimpi bagi Syafitri Mutia, putri kedua Menteri Komunikasi dan Informasi Dr Sofyan A Djalil.
Langkah-langkah Menulis Berita
Setelah menentukan LEAD, kita perlu menginterventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan, yaitu JALAN CERITA dari PERISTIWA yang hendak Anda laporkan. Hasil investarisasi inilah yang perlu dibongkar pasang sampai terasa pas dengan JALAN CERITA yang ditemukan.
Itulah pula yang jadi sub judul dari berita.
Setelah merumuskan LEAD, mulailah kita menata BADAN BERITA. Satu hal yang perlu diingat ialah tempatkanlah hasil inventarisasi yang kurang penting di bagian belakang berita. Semakin kurang penting unsur inventarisasi, semakin ke belakang tempatnya dalam berita. Inilah yang disebut dikenal dengan cara PIRAMIDA TERBALIK.
Singkatnya, ada resep yang bisa Anda tuliskan sebagai berikut:
  • Tulislah lead yang “bicara”, yang “bercakap”. Tulislah berita seperti layaknya Anda mengisahkannya secara lisan,
  • Tulislah lead pendek, paling banter 30 kata, atau tiga baris ketikan,
  • Bila pikiran mulai agak kacau ketika menulis, pilah-pilah lead Anda yang rumit itu dalam dua/tiga kalimat,
  • Sebisa mungkin gunakanlah kalimat pernyataan yang sederhana. Usahakan tak lebih dari 20 kata.
  • Gunakan kata-kata sederhana, bukan yang berkabut.
  • Hindarkan kata-kata teknis, atau istilah asing yang kurang perlu,
  • Usahakan kata-kata konkret, “Jangan katakan, tapi tunjukkan”,
  • Sebanyak mungkin pakai kata kerja yang aktif, yang menggembarkan tindakan, gerak. Sebisa mungkin hindari kata-kata sifat.
  • Berkisahlah untuk pembaca, dan
  • Berkisahlah seperti melukis.

Bahan Pokok

  • H Rosihan Anwar. 1979. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Jakarta: Departemen Penerangan RI.
  • Parakitri T Simbolon. 1997. Vademekum Wartawan: Reportase Dasar. Jakarta: KPG.
  • Suroso. 2001. Menuju Pers Demokratis: Kritik atas Profesionalisme Wartawan. Yogyakarta: LSIP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar